Sabtu, 20 Februari 2010

Biosekuriti

BIOSEKURITI: PERLU DITERAPKAN DALAM RANTAI PANGAN ASAL UNGGAS


Denny W. Lukman

Bagian Kesmavet FKH IPB



Definisi dan Komponen Biosekuriti


Menurut rekomendasi FAO, biosekuriti meliputi manajemen terhadap risiko biologis secara komperehensif untuk meuwjudkan keamanan pangan, melindungi kesehatan hewan, manusia dan tanaman, melindungi lingkungan serta berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Tindakan biosekuriti dalam bidang pertanian bertujuan untuk;
(1) melindungi sistem pertanian dan semua sistem yang terkait,
(2) melindungi kepercayaan konsumen terhadap produk pertanian, serta
(3) melindungi lingkungan dan meningkatkan produksi yang berkelanjutan.

Dalam bidang peternakan, biosekuriti adalah praktek yang dirancang untuk mencegah penyebaran penyakit ke dalam suatu peternakan. Biosekuriti dalam peternakan unggas sebagai serangkaian tahapan manajemen yang diambil untuk melindungi masuknya agen infeksius ke dalam suatu kelompok atau flok ternak hewan.

Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu perangkat program kerja dan prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarnya hama dan jasad renik berbahaya di berbagai tempat perunggasan seperti peternakan, tempat penampungan unggas (TPnU), dan rumah potong unggas. Implementasi biosekuriti akan menghalangi bergeraknya agen yang menyebar dengan cepat yang berbahaya dari unggas ke berbagai fasilitas yang terdapat disekitarnya dan peka terhadap agen tersebut.

Pada praktek di perunggasan, biosekuriti merupakan semua praktek-praktek manajemen yang diberlakukan untuk mencegah penyakit pada unggas dan organisme penyebab penyakit zoonotik yang akan masuk ke kelompok unggas.

Biosekuriti merupakan konsep sebagai bagian integral dari suksesnya sistem produksi suatu peternakan unggas, khususnya dalam mengurangi risiko dan konsekuensi dari masuknya penyakit baik infeksius maupun non-infeksius (Payne 2000).

Aspek biosekuriti dalam peternakan unggas yang perlu diperhatikan adalah lokasi dan disain, pengendalian lalu lintas manusia, hewan, peralatan dan kendaraan, pengendalian kesehatan unggas, pencegahan kontaminasi fasilitas dengan pembersihan dan disinfeksi, serta pengendalian vektor.

Biosekuriti mencakup pemeriksaan dan pengujian hewan yang datang, karantina/isolasi hewan yang masuk, serta pemantauan dan evaluasi. Penerapan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam program keamanan pangan di tingkat peternakan untuk menjamin mutu dan kesehatan hewan, memenuhi keinginan konsumen serta memberikan keuntungan pada peternakan tersebut. Selain itu biosekuriti menjamin hewan lebih sehat.

Sumber penyakit pada peternakan adalah orang, pegawai, dokter hewan, sopir; unggas yang baru masuk; peralatan yang tercemar atau masih mengandung agen penyakit; vektor seperti rodensia, burung liar, insekta, burung air.

Secara umum, biosekuriti meliputi tiga komponen utama yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas, dan sanitasi. Selanjutnya FAO (2003) menyatakan bahwa tindakan biosekuriti meliputi pemantauan (monitoring), survailans, isolasi, pembatasan lalu lintas, eliminasi, eradikasi, dan pencegahan.



Isolasi

Isolasi merupakan pengurungan atau pengandangan hewan dalam satu lingkungan terkendali atau dapat diartikan dengan penyediaan pagar pemisah, kandang, atau sangkar untuk menjaga hewan tidak lepas atau keluar, serta mencegah masuknya hewan lain ke dalam lingkungan tersebut.


Pada peternakan unggas, isolasi dapat dipraktekkan dengan manajemen all-in/ all-out yaitu penyediaan jeda waktu antara satu pemeliharaan suatu flok dan flok yang berikutnya. Pada waktu jeda tersebut dilakukan pembersihan dan disinfeksi pada fasilitas dalam peternakan untuk memutus siklus penyakit.


Pengendalian Lalu Lintas


Pengendalian dan pengawasan diterapkan terhadap lalu lintas ke dan dari peternakan, serta di dalam peternakan itu sendiri. Pengendalian lalu lintas diterapkan pada manusia, unggas, hewan lain, bahan, dan peralatan.


Pengendalian ini dapat mencakup penyemprotan desinfektan terhadap peralatan dan kendaraan yang akan masuk ke dalam peternakan atau kandang, meghindari terjadinya pinjam-meminjam peralatan antar peternakan, melarang masuk orang yang tidak berkepentingan ke dalam kandang, serta melakukan penyemprotan terhadap sopir, penjual, atau petugas lainnya dan mengganti pakaian ganti dengan pakaian khusus.


Sanitasi

Sanitasi meliputi pembersihan dan disinfeksi, bahan-bahan, dan peralatan yang masuk ke dalam peternakan dan di dalam peternakan.



Pemantauan dan Survailans

Pemantauan bertujuan untuk mendeteksi perubahan prevalensi penyakit dalam suatu populasi. Perubahan tersebut memberikan peringatan yang harus ditindak-lanjuti dengan tindakan spesifik untuk menghentikan peningkatan kasus penyakit. Pemantauan sebaiknya dilaksanakan setiap hari oleh pemilik peternakan. Keterlibatan dokter hewan sangat diperlukan bila terjadi kecurigaan dalam kesehatan hewan. Pemantauan dapat diterapkan pada tingkat negara dan internasional.



Isolasi, Eliminasi dan Eradikasi


Isolasi terhadap hewan atau kelompok hewan sakit, desa, provinsi, dan negara harus dilaksanakan secepat mungkin Jika terjadi suatu kasus penyakit untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Hewan yang sakit harus segera diisolasi, selanjutnya hewan tersebut dapat diobati, atau dibunuh, tergantung dari diagnosa. Eliminasi penyakit merupakan pembunuhan hewan-hewan sakit atau semua hewan pada suatu peternakan. Pembunuhan hewan tersebut dilakukan secara manusiawi atau memperhatikan kesejahteraan hewan. Istilah eradikasi mirip dengan eliminasi namun lebih difokuskan pada pengendalian penyakit yang lebih besar seperti provinsi, negara, atau benua.

Tidak ada komentar: