ANTRAKS
Apakah Antraks itu? Antraks (anthrax) adalah penyakit infeksius dan menular pada hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang membentuk spora. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan penderita ke manusia, sehingga digolongkan sebagai penyakit zoonotik atau zoonosis.
Spora pada bakteri berfungsi sebagai alat perlindungan bakteri tersebut dari pengaruh lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Spora bakteri antraks dapat ditemukan pada tanah, bulu, wol, kulit, debu, tepung tulang. Spora tersebut dapat ber-tahan selama 60 tahun di dalam tanah kering. Di Indonesia pertama kali ditemukan di Teluk Betung pada tahun 1884.
Antraks digolongkan sebagai zoonosis yang strategis, karena:
1. berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan ketentraman bathin masyarakat;
2. berpengaruh terhadap sosio-politik dan keamanan negara;
3. berdampak negatif terhadap perekonomian dan perdagangan nasional/internasional.
Hewan Apa yang Dapat Terserang?
Antraks dapat menyerang hewan berdarah panas, seperti pemamah biak atau ruminansia (kambing, domba, sapi, kerbau), rusa, kuda, babi, babi hutan, burung onta dan satwa liar.
Bagaimana Manusia Dapat Tertular Antraks?
Manusia dapat tertular antraks melalui:
1. kontak antara luka pada kulit dan hewan atau produk hewan yang mengandung spora bakteri antraks (agricultural anthrax).
2. saluran pernafasan akibat terhirupnya spora bakteri antraks ke dalam saluran pernafasan saat menangani produk hewan seperti kulit, bulu dan wol yang mengandung spora (industrial anthrax).
3. saluran penceranaan akibat memakan pangan asal hewan (daging dan jeroan) yang mengandung spora bakteri antraks.
Bagaimana Gejala Penyakit pada Hewan?
Gejala yang bersifat perakut (sangat cepat) terjadi sangat mendadak dan segera diikuti kematian.
Gejala berupa sesak nafas, gemetar kemudian hewan rebah. Kadang terdapat gejala kejang. Pada sapi, kambing dan domba mungkin terjadi kematian yang mendadak tanpa menunjukkan gejala penyakit terlebih dahulu.
Gejala yang bersifat akut (cepat) pada sapi, kambing, domba dan kuda antara lain demam (suhu tubuh dapat mencapai 41,5 oC), gelisah, sesak nafas, kejang dan diikuti dengan kematian. Kadang sesaat sebelum kematian, keluar darah berwarna kehitaman yang tidak membeku dari lubang-lubang kumlah (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin).
Pada kuda dapat terjadi nyeri perut (kolik), diare berdarah, bengkak daerah leher, dada, perut bagian bawah dan alat kelamin bagian luar.
Bagaimana Gejala Penyakit pada Manusia?
Gejala klinis pada manusia terdapat 3 (tiga) bentuk, yaitu:
(1) bentuk kulit (kutan),
(2) bentuk pernafasan, dan
(3) bentuk pencernaan (gastrointestinal).
1. Bentuk Kulit
bersifat lokal, timbul bungkul merah pucat (karbungkel) yang berkembang jadi kehitaman dengan cairan bening berwarna merah. Bungkul dapat pecah dan jadi koreng. Bungkul berikutnya muncul di sekitarnya. Jaringan di sekitar bungkul tegang, bengkak dengan warna merah tua pada kulit sekitarnya.
Jika tidak diobati, penyakit akan berlanjut lebih parah dan dapat menyebabkan kematian (akibat septikemia).
2. Bentuk Pernafasan
sesak nafas di daerah dada, batuk.
demam (tidak terlalu tinggi).
dapat menyebabkan kematian jika penderita kekurangan oksigen akibat sesak nafas yang hebat (dyspnoe disertai sianosis).
3. Bentuk Pencernaan
nyeri di bagian perut
demam.
jika tidak diobati, dapat menyebabkan kematian (akibat septikemia).
Bagaimana Cara Pengendalian Antraks?
Penyembelihan hewan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) resmi di bawah penga-wasan Pemerintah.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan atau pemeriksaan ante-mortem dan pemeriksaan kesehatan daging/karkas, jeroan dan kepala setelah penyembelihan atau pemeriksaan postmortem oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan hewan di bawah pengawasan dokter hewan pada proses penyembelihan hewan.
Hewan yang demam tinggi dan sakit jangan disembelih. Hanya hewan yang sehat (berdasarkan pemeriksaan antemortem) yang boleh disembelih.
Hewan penderita antraks harus diisolasi, tidak kontak dengan hewan sehat lainnya, ditangani dan diawasi oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan hewan atau petugas yang berwenang. Peralatan dan kandang yang kontak dengan hewan sakit harus didesinfeksi. Hewan penderita antraks dilarang disembelih.
Hewan yang mati karena antraks harus segera dimusnahkan dengan cara mem-bakar atau dikubur dalam-dalam. Seluruh peralatan dan kandang dimusnahkan (dibakar) atau didesinfeksi.
Orang yang kontak dengan hewan sakit dan hewan yang mati akibat antraks harus benar-benar mempe-rhatikan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan.
Apakah Peran Masyarakat?
Peran dan kepedulian masyarakat dalam pengendalikan dan penanggulangan antraks sangat penting. Hal yang perlu dilaksanakan oleh masyarakat antara lain:
Peternak mengawasi kondisi kesehatan hewannya. Di daerah endemik, ternak perlu divaksinasi secara rutin.
Masyarakat melaporkan kepada Petugas dari Dinas Peternakan atau Dinas yang memiliki fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) jika mengetahui ada hewan penderita antraks dan pemotongan hewan di luar RPH, terutama jika diketahui adanya penyembelihan hewan sakit atau demam tinggi.
Pembentukan kadar masyarakat untuk membina pengawasan penyembelihan hewan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar